SEJARAH DESAIN INTERIOR
Sejarah Desain Interior
Desain interior adalah Ilmu yang mempelajari perancangan suatu karya seni yang ada di dalam suatu bangunan dan digunakan untuk memecahkan masalah manusia. Salah satu bidang study keilmuan yang didasarkan pada ilmu desain, bidang keilmuan ini bertujuan untuk dapat menciptakan suatu lingkungan binaan (ruang dalam) beserta elemen-elemen pendukungnya, baik fisik maupun nonfisik. Sehingga kualitas kehidupan manusia yang berada didalamnya menjadi lebih baik. Perancangan interior meliputi bidang arsitektur yang melingkupi bagian dalam suatu bangunan.
Sejarah Desain Interior
Tidak diketahui secara pasti darimana sejarah desain interior dimulai. Akan tetapi dengan begitu banyaknya ditemukan bukti-bukti besar yang menunjukkan keberadaan dari penerapan ilmu desain interior di sepanjang sejarah peradaban manusia, maka sejarah desain interior dapat dilacak keberadaannya. Artefak-artefak yang ditemukan merupakan gambaran riil dari peradaban saat itu. Dari sini terlihat bahwa setiap kebudayaan memiliki pola perkembangan yang masing-masing berbeda. Setiap peradaban mengembangkan seni arsitektur, gaya furnitur dan asesoris ruang berdasarkan ketersediaan bahan di wilayah geografis masing-masing atau didapatkan dari perdagangan dan tersedianya tenaga kerja yang murah.
Mesir, Yunani dan Romawi telah mencapai peradaban yang tinggi pada era kuno (ancient era), merupakan peradaban yang ditandai dengan adanya kelompok elit, banyaknya sumber daya manusia yang murah serta memiliki tradisi relijius yang mendorong timbulnya ketrampilan artistik dan keinginan untuk mendapatkan keabadian/immortality melalui bangunan-bangunan dan harta bendanya. (Wealle, 1982:199).
Peradaban Mesir, Yunani dan Romawi dapat dijadikan sebagai titik tolak pada perkembangan desain interior karena karya-karya seni dan desain yang diciptakan pada masa itu masih sangat mempengaruhi bentuk-bentuk furnitur, arsitektur dan benda-benda seni pada masa kini.
1. Perkembangan di Mesir
Untuk mengetahui sejarah perkembangan desain interior dapat dirunut dari perkembangan yang terjadi pada peradaban Mesir Kuno. Banyak seni tradisi yang berawal dari Mesir karena bangsa Mesir Kuno memiliki ketrampilan kekriyaan (craftmanship) tinggi, yang mampu membuat berbagai produk seni yang indah meski dengan peralatan yang terbatas. Seni inlay pada furnitur merupakan penemuan yang berharga yang hingga kini tetap digunakan, selain itu orang Mesir adalah penenun yang handal serta pembuat furnitur yang hebat, menggunakan sambungan konstruksi yang sampai sekarang lazim digunakan yaitu konstruksi dovetail, mortise dan tenon. (Aronson, 1965:312).
Tumbuhan yang tumbuh di daerah Mesir waktu itu memberi inspirasi desain yang diterapkan sebagai motif ornamen, berupa stilasi bunga papyrus, lotus lili, dan palem, yang disusun secara sistematis dan terkesan kaku.
Istana di Mesir sebagai tempat tinggal pharoah (Raja Mesir) berukuran besar, terdiri atas ruang-ruang yang rumit, merupakan suatu ruang tertutup yang terdiri atas banyak ruang-ruang kecil yang mengelilingi halaman terbuka yang luas. Perhatian utama bangsa Mesir pada kehidupan setelah mati waktu itu mengakibatkan seni bangunan tempat tinggal kurang mendapat perhatian, sehingga rumah-rumah penduduk dan pertokoan pada umumnya hanya berbentuk sederhana, dengan atap datar dan celah kecil untuk jendela sebagai jalan masuk sinar matahari. Interior rumah pada waktu itu hampir sama, yakni terdiri atas ruang publik yang luas dengan dua atau tiga kamar tidur dan dapur. (Wealle, 1982).
Perhatian pada life after death membuat konsentrasi yang sangat besar diberikan pada bangunan-bangunan makam dan kuil. Piramida, merupakan bangunan makam yang sangat terkenal. Imhotep adalah seorang arsitek yang membangun piramid yang pertama di Sakkara yang tersusun dari blok-blok batu limestone yang dikaitkan satu sama lain dengan presisi yang sangat tepat. Meski setelah itu dibangun piramid terbesar di Gizeh, tapi Imhotep tetap dipuja bagaikan dewa, bahkan hingga berabad-abad setelah kematiannya. Arsitektur dan interior di dalam piramida menggambarkan bahwa bangsa Mesir pada saat itu telah memiliki kemampuan teknik yang sangat hebat.
2. Perkembangan di Yunani ( 650-30 B.C.)
Seni di Yunani merupakan bagian dari jiwa. Keindahan diujudkan dengan proporsi yang indah dan garis-garis yang lembut. Arsitektur Yunani hampir seluruhnya difokuskan pada bangunan kuil dan bangunan umum (public bulding). Hampir seluruh aspek kehidupan orang Yunani pada saat itu baik di bidang seni, arsitektur maupun kepustakaan, memiliki kepentingan relijius, bahkan kegiatan sekuler seperti teater dan Olympic Games pun dikembangkan dari suatu upacara sakral.
Perkembangan desain di Yunani pada saat itu dipengaruhi oleh bentuk-bentuk dan ornamen dari Mesir, akan tetapi bangsa Yunani dengan cepat dapat menyempurnakan bentuk-bentuk kaku dari pengaruh Mesir tersebut dan menemukan bentuknya sendiri.
Pengaruh desain, seni dan arsitektur pada masa peradaban Yunani tersebar secara lebih luas dibanding peradaban yang lain, misalnya seni patung, motif dan elemen-elemen arstitektur Yunani dijadikan acuan hingga berabad-abad kemudian, bahkan hingga saat ini. Bentuk-bentuk kolom: Doric, Ionic dan Corinthian yang terkenal dengan sebutan Three Greek Orders of Column, merupakan bentuk asli Yunani yang pertama kali ditemukan oleh Vitruvius, yang hingga kini masih sangat populer dan digemari dan selain diterapkan pada elemen arsitektural juga pada furnitur. (Aronson, 1965:327).
Furnitur terkenal yang dihasilkan pada jaman Yunani Kuno adalah Klismos Chair, sebuah kursi berbentuk lengkung yang mengalir lembut, dengan sandaran punggung sesuai lengkungan punggung manusia. ( Wealle, 1982). Ada beberapa jenis furnitur di Yunani yang menggunakan bentuk lengkung Klismos ini, seperti Greek bed with Klismos back (tempat tidur Yunani dengan sandaran Klismos). Kursi dengan sandaran punggung Klismos biasanya hanya dimiliki oleh orang kaya dan bangsawan, sedangkan yang digunakan oleh rakyat jelata di rumahnya adalah sejenis kursi tanpa sandaran punggung, disebut diphros/ stool.
3. Perkembangan di Romawi (753 B.C.- 365 A.D)
Bangsa Romawi Kuno adalah bangsa yang aktif, agresif dan mencintai kekuatan, kekuasaan, kemewahan dan kenyamanan. Sangat berbeda dengan Yunani dan Mesir, Bangsa Romawi adalah bangsa yang praktis, yang tidak hanya memikirkan untuk membuat kuil dan kuburan, tapi lebih banyak membuat kebutuhan duniawi seperti forum (civic centre), lengkung/monumen kemenangan, pemandian umum/thermae, bahkan juga saluran air/aqua duct. (Soedarso Sp, 2007).
Kemajuan Romawi di bidang interor dan arsitektur selain dapat dilihat dari kemegahan dan kemewahan bangunan-bangunannya juga dari sistem peratapannya yang sangat hebat, merupakan kombinasi antara lengkung sejati (true vault) dan lengkung silang (cross barrel vault). Struktur cross vault yang dimulai di jaman Romawi berbuah luar biasa di jaman Gotik. Karena kehebatan konstruksinya, gereja Gotik berani membuka clerestory berdinding kaca sehingga menjadi terang.
Rumah bangsa Romawi memiliki interior yang mengikuti pola umum yang berlaku saat itu, yang dibagi menjadi beberapa bagian, yakni atrium sebagai central hall di dalam rumah yang memiliki bukaan atap berukuran besar (disebut compluvium) dimana sinar matahari dapat masuk untuk menerangi bagian dalam rumah dan air hujan dibiarkan masuk yang kemudian ditangkap oleh kolam yang terletak dibagian tengah ruang (disebut impluvium). Tamu memasuki atrium melalui selasar yang biasanya berhiaskan mozaik pada lantainya. Tablium merupakan ruang suci yang terletak di ujung atrium. (Wealle, 1982:207).
4. Perkembangan di Jaman Renaissance (1400 – 1650 M )
Perkembangan utama dalam sejarah desain interior dapat dilihat pada jaman Renaissance Itali, dimana seluruh kegiatan seni mencapai puncak kejayaan didukung oleh kaum bangsawan dan orang kaya mendukung perkembangan seni dengan kekayaannya. (Wealle, 1982:215).
Axel von Saldem (1987) pada riset sejarah desain yang dilakukannya menemukan bahwa pada akhir abad ke -16 di Itali terdapat kata “ designo esterno” (karya yang sudah terlaksana). Saat itulah desain interior dan dekorasi interior mulai mendapatkan peran yang khusus sehingga ada dugaan bahwa sejarah desain interior dimulai dari jaman Renaissance Italia.
Saat itu dibangun istana –istana yang mewah dengan furnitur yang diukir dengan motif yang sangat indah dan rumit. Di Itali pada saat itu terdapat dua kelas sosial, yakni kelas bangsawan yang kaya dan dan petani yang miskin. Kaum petani tidak terpengaruh oleh perkembangan desain, karena desain baru yang indah dan mewah hanya peruntukkan bagi orang kaya saja. Hingga jaman itu, segala sesuatu yang indah tetap hanya bisa dimiliki kaum bangsawan, jauh di luar jangkauan rakyat kebanyakan. Abad ke-17 dan ke-18 merupakan periode desain interior di Itali dan Prancis.
5. Revolusi Industri
Desain interior mulai berkembang dan lebih terjangkau /accessible untuk masyarakat umum setelah terjadi Revolusi Industri, yang pada saat itu selain banyak diproduksi produk-produk untuk kebutuhan rumah dengan harga yang lebih murah sehingga dapat terjangkau oleh semua kalangan, juga mendorong munculnya Revolusi Ekonomi di Amerika, yang membuat golongan masyarakat menengah ke atas menjadi kaya dan memiliki uang yang berlebihan, sehingga muncul kebutuhan dan keinginan untuk memperindah rumahnya. Saat itu juga mulai banyak bermunculan majalah yang membahas masalah gaya desain interior yang baru serta mulai timbul kebutuhan manusia untuk mengkonsultasikan ide-ide dalam penataan rumah dan perabotnya. Hal ini mendorong berkembangnya industri desain interior.
Ada ribuan orang yang kemudian menjadi profesional dalam mendesain rumah maupun bangunan kantor maupun orang-orang yang melakukan kegiatan perancangan ruang sebagai hobi dan memberikan konsultasi gratis atau mengisi waktunya dengan mendekorasi rumahnya sendiri.
Sejarah desain interior mencatat begitu banyak kesuksesan yang dicapai oleh para pelopor desainer interior. Secara umum mereka mendapatkan keuntungan dari pembelian bahan dari biaya desain secara keseluruhan serta mendapatkan fee untuk pelayanan jasa desain yang mereka berikan.
SEJARAH DEKORASI INTERIOR
Keberadaan Dekorator interior diperkirakan mulai muncul pada tahun 1720 di Eropa Barat. Dekorator interior yang terkenal pada masa itu adalah William Kent, yang meskipun profesi utamanya adalah pelukis, tapi ia juga mengerjakan pekerjaan dekorasi meliputi pemilihan furnitur, warna ruang maupun elemen estetis ruang seperti lukisan dan hiasan lainnya.
Di London, pekerjaan dekorasi interior juga dikerjakan oleh upholsterer (orang yang bekerja di bidang pelapisan kursi maupun dinding), sementara di Paris dilakukan oleh ‘marchand-mercier’/ merchant of goods , yaitu pedagang furnitur yang sekaligus berperan sebagai kontraktor umum. Marchand-mercier yang terkenal saat itu adalah Dominique Daguerre. Para arsitek di Inggris dan benua Eropa juga berperan ganda menjadi dekorator interior, contohnya Robert Adam, seorang arsitek neoklasik, yang terkenal pada akhir abad ke-18 sebagai arsitek yang mengerjakan pekerjaan dekorasi interior. Hal ini disebabkan karena keahlian mendekorasi ruang juga merupakan salah satu bidang keahlian dari seorang arsitek. (http://interiordesignhistory.com).
Sejarah desain interior merentang jauh sejak zaman batu hingga hari ini. Selama berabad-abad lamanya, manusia memiliki ketertarikan pada estetika ruang tempat tinggal mereka.
Dari Terrys Fabrics, inilah sejarah desain interior dari masa ke masa [dalam infografik]:
Sumber Referensi :



Komentar
Posting Komentar